Jumat, 20 April 2018

KOMPUTER DALAM MANUFAKTUR

Tags

KOMPUTER DALAM MANUFAKTUR
Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur,  dalam  arti  yang  paling  luas,  adalah  proses merubah  bahan  baku menjadi  produk.  Proses ini meliputi: perancangan  produk,  pemilihan material  dan  tahap‐tahap  proses  dimana produk tersebut dibuat. 
Definisi  manufaktur  secara  umum  adalah  suatu  aktifitas  yang  kompleks  yang  melibatkan  berbagai  variasi  sumberdaya  dan  aktifitas    perancangan  produk,  pembelian,  pemasaran,  mesin  dan  perkakas,  manufacturing,  penjualan,  perancangan  proses,  production  control, pengiriman material, support service, dan customer service. 
Sistem  Informasi  Manufaktur  adalah  suatu  sistem  berbasis  komputer  yang  bekerja  dalam  hubungannya  dengan  sistem  informasi  fungsional  lainnya  untuk  mendukung  manajemen  perusahaan  dalam  pemecahan  masalah  yang  berhubungan  dengan  manufaktur  produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan outputSistem  ini digunakan untuk mendukung  fungsi produksi  yang meliputi seluruh kegiatan  yang  terkait  dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa  Ruang  lingkup  sistem  informasi  manufaktur  meliputi  Sistem  perencanaan  manufaktur,  Rencana  produksi,  Rencana  tenaga  kerja,  Rencana  kebutuhan  bahan  baku  dan  Sistem  pengendalian manufaktur. 
Manfaat Sistem Informasi Manufaktur
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1.     Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.     Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.     Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
4.     Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.



KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Perkembangan zaman yang semakin canggih mulai mendarat pada produksi suatu produk dalam pabrik. Manajemen manufaktur mencoba melibatkan komputer dalam pelaksanaan produksi untuk produknya, yaitu sebagai bagian dari sistem fisik dan sebagai sistem informasi.
Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik
Telah banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan komputer di area produksi. Mesin-mesin tersebut menggantikan kerja para pekerja. Mesin-mesin berbiaya lebih murah daripada pekerja.
Usaha untuk menggunakan mesin awalnya terdapat penolakan dari para pekerja, karena mereka menganggap akan ada pengurangan karyawan. Namun semakin berkembangnya zaman tadi, pekerja mulai dapat menerima karena akan mempermudah pekerjaan mereka juga.
Elemen yang menjadikan komputer sebagai bagian dari sistem fisik, antara lain:
Ø  Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD) semakin sering disebut computer-aided engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD awal munculnya sekitar tahun 1960-an dan kemudian diadopsi oleh pembuat mobil.
CAD merupakan program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol tertentu. CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
    Setelah rancangan tersebut dimasukkan ke dalam komputer, engineer dapat menempatkan rancangan pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik lemah. CAD bahkan dapat membuat bagian-bagian tersebut bergerak seperti yang sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
    CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD kebanyakan merupakan aplikasi 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi, luas permukaan, dan lain-lain.
Ø  Computer-Aided Manufacturing  (CAM)
Computer-Aided Manufacturing  (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Penerapan ini seperti bor dan mesin bubut yang menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan. Sebagian mesin produksi memiliki mikropesesor yang telah terpasang dan sebagian dikendalikan oleh komputer mini.
Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat berjalan lebih cepat dari presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit bagian yang cacat dan terbuang.
Ø  Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan penggunaan robot industrial. Robotik merupakan alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
Komputer sebagai Sistem Informasi
Komputer merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur. Output dari sistem informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem produk fisik.
Adapun komputer sebagai sistem informasi berkaitan dengan:
ü Sistem Titik Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titikpemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain :
o   Stock‐out : kehabisan persediaan
o    Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
o   Safety stock : persediaan aman
Untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan, perusahaan akan melakukan pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik pemesanan kembali. Jumlah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan disebut juga dengan lead time.
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety stock.
ü Material Requirement Planning (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.     Sistem penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam menyiapkan jadwal produksi induk. Data input mencakup file pesanan pelanggan, file ramalan penjualan, file persediaan barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sistem ini menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. Master production schedule memperoyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk mengakomodasi proses produksi yang merupakan lead ime pemasok dan waktu produksi terlama.
2.     Sistem MRP menguraikan tagihan material. Sistem ini mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3.     Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik. Setelah ada penentuan, sistem ini menghasilkan output utama yaitu jadwal pesanann terencana, dan output lain seperti perubahan pesanan terencana, laporan pengecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.
4.     Sistem pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.
MRP memungkinkan perusahaan untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh penantian persediaan yang telah dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat mengetahui kebutuhan material masa depan, pembeli dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok dan mendapatkan rabat.
ü Manufacturing Resource Planning (MRP II)
MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy. MRP II dapat menyediakan informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi fungsional lainnya. MRP II juga bertukar informasi dengan subsitem informasi akuntansi yang terlibat dalam arus material.
Manfaat MRP II, yaitu
1.  Penggunaan sumber daya yang lebih efisien yaitu dengan mengurangi inventori, lebih sedikit waktu lebih sedikit kemacetan.
2.  Perencanaan prioritas lebih baik. Hal ini dengan memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3.  Meningkatkan pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4.  Meningkatkan moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat memperoleh keyakinan dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen lebih baik.
5.  Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan untuk mengukut kinerja sistem tersebut.
ü Pendekatan Just In Time (JIT)
Pendekatan  JIT merupakan pendekatan yang berhubungan dengan penjadwalan material sebagai bahan baku agar tiba tepat waktu. Hal ini  menjelaskan bahwa JIT menekankan waktu dan penggunaan sinyal nonkomputer, berbeda dengan MRP. MRP menekankan pada perencanaan jangka panjang dan memerlukan komputer. JIT didasarkan pada ukuran lot yang kecil. JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasokmelakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
5MODEL SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam  area manufaktur sebagai sistem konseptual.
1. Input data/informasi
Input data yang dimaksud adalah memasukkan data internal dan eksternal.

Data internal adalah seluruh data yang mendukung proses secara keseluruhan meliputi, data sumberdaya manusia (SDM), material, mesin, transportasi, frekuensi perawatan dsb.

Data eksternal adalah data yang berasal dari luar perusahaan yang mendukung proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk perhitungan biaya dalam manufaktur, dari awal sampai akhir periode. Data ini meliputi, data pemasok (suplier), kebijakan pemerintah tentang listrik,UMR dsb.


            SUB SISTEM INPUT
·        Sistem informasi akuntansi
Proses sistem ini adalah mengumpulan data intern yang menjelaskan antara operasi manufaktur dan data di lingkungan yang berhubungan dengan transaksi perusahaan dengan pemasok.
·        Sub sistem teknik industri
Industrial Engineering merupakan analisis  sistem  yang  terlatih khusus  yang mempelajari 
operasi  manufaktur  dan  membuat  saran‐saran  perbaikan.  Industrial  engineering  terdiri 
dari  proyek‐proyek  pengumpulan  data  khusus  dari  dalam  perusahaan  yang  menetapkan 
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
·        Sub sistem inteligensi manufaktur
Subsistem  intelijen  manufaktur  berfungsi  agar  manajemen  manufaktur  tetap  mengetahui  
perkembangan  terakhir mengenai  sumber‐sumber pekerja, material dan mesin. Adapun  yang 
termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah : 

1. Informasi  pekerja,  manajemen  manufaktur  harus  memperhatikan  serikat  pekerja  yang 
mengorganisasikan  para  pekerja  perusahaan.  Baik  dalam  sistem  kontrak,  tak  berjangka 
maupun borongan. 

2. Sistem  formal,  manajemen  manufaktur  memulai  arus  informasi  pekerja  dengan 
menyiapkan permintaan pekerja  yang dikirimkan  ke departemen sumber daya manusia 
dan  data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar. 

3. Sistem  informal,    arus  informasi  antar  pekerja  dan  manajemen  manufaktur  sebagaian 
besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka. 

Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur : 
o   Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan 
o   Pengujian data,  
o   Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data. 
o   Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data. 
o   Pengambilan data  dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan  data yang lain. 
SUB SISTEM OUTPUT
·        Sub sistem produksi
Adalah  segala  hal  yang  bersangkutan  dengan  proses  yang  terjadi  disetiap  divisi  kerja 
ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari 
satu langkah ke langkah berikutnya. 
·        Sub sistem inventarisasi
Tingkat  persediaan  perusahaan  sangat  penting  karena  menggambarkan  investasi  yang 
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap 
kalinya,  dan  tingkat  persediaan  rata‐rata  dapat  diperkirakan  dari  separuh  kuantitas 
pesanan  ditambah  safety  stock.  Subsistem  persediaan  memberikan  jumlah  stok,  biaya 
holding, safety stock , dan lain‐lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input,  biasanya 
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub 
sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari 
bahan mentah menjadi bahan jadi.
·        Subsistem kualitas
Adalah  semua  hal  yang  berhubungan  dengan  kualitas,  baik waktu,  biaya,  performa  kerja, 
maupun  pemilihan  supplier.  Fungsi  dari  sub  sistem  kualitas  adalah  mengukur  kualitas 
material  saat material  diubah.  Banyak  hal lain  yang  bukan  unsur mutlak  kualitas  namun 
perlu  masuk  dalam  unsur  kualitas  seperti  proses  (Process Control),  Perawatan 
(Maintenance),  dan  Spesifikasi  (Specification)  baik  produk  jadi maupun  material.  Sub 
sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya  
dengan  menggunakan  total  quality  management  (TQM)  yaitu  manajemen  keseluruhan 
perusahaan  sehingga  perusahaan  unggul  dalam  semua  dimensi  produk  dan  jasa  yang 
penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
o    ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
o   Kualitas dicapai oleh manajemen 
o   Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan 
·        Subsistem biaya
Komponen  biaya  termasuk  dalam  semua  subsistem  yang  ada.  Tujuan  perusahaan 
manufaktur  secara  umum  adalah  mencapai  keuntungan  dari  hasil  penjualan  produknya. 
Oleh  karena  itu,  sebuah  sistem  informasi  tidak  akan  pernah  terlepas  unsur  biaya  yang 
terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama 
proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang 
baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat  terjadinya proses produksi yang 
akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu : 
o   Biaya Pemeliharaan   
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya 
tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi. 
o   Biaya Pembelian 
Mencakup biaya‐biaya yang  terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya  telp, 
biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya. 


EmoticonEmoticon